GuidePedia

0
Fantasi/Nyata Milik Clara
Part. 1

Karya : Anisa Razmi



"Mimpi buruk lagi sayang ? Bukan hal yang mengejutkan gadis penghuni kamar ini mengalami mimpi buruk setiap malam". Lucas memandangiku sembari duduk di kursi belajarku dengan buku fantasi yang selalu menemaninya. "Bagaimana bisa kau masuk ke kamarku ?!". Aku bingung dan marah padanya. "Tidak sopan masuk ke kamar orang sembarangan" omelku. Dia hanya tersenyum dan pergi begitu saja. Aku terdiam sejenak, aku ingat semalam aku mengunci kamar dan menyimpan kuncinya di dalam laci meja belajarku. Aku bergegas membuka laci itu, benar saja kunci itu masih ada disana, tak berpindah sedikitpun. 
Apa benar mitos itu juga berlaku padaku, mitos yang mengatakan bahwa setiap gadis yang lolos audisi menjadi calon istri Lucas akan mengalami hal buruk dan tereliminasi dengan ketidaksanggupan mereka menghadapi keluarga terkaya di Bohr, negara dimana aku dilahirkan. Aku tidak bermaksud mengikuti kontes konyol itu, tapi sahabatku Ellen lah yang membawa ke dalam masalah ini. Aku harus tinggal bersama mereka selama aku sanggup menjadi finalis terpilih. Jika aku bertahan maka aku akan dijadikan istri dari tuan muda Lucas." Sial..."
"Nona, kami sudah menyiapkan seragam sekolah Anda, segeralah mandi. Tuan muda sudah menanti nona untuk sarapan". Salah satu pelayan di rumah mewah itu mencoba memerintahku secara halus. Aku tidak komentar sedikitpun, aku bergegas .Kuturuni anak tangga, berjalan cantik bak putri raja, kulihat Lucas sedang menantiku di meja makan. Tunggu siapa itu, pria separuh baya gendut sedang melahap daging merah dengan gilanya. Belum jelas aku menatap dia, tak terasa tubuhku telah sampai di kursi makan. Saat aku mencoba duduk tanpa bertanya, Lucas mengagetkanku dengan ucapannya. " Oh, iya perkenalkan ini ayahku, Mr. Gwennger, dia baru pulang dari bisnisnya semalam". "Kau tidak makan nona Clara, kau kenyang hanya dengan melihatnya ?" Pria tambun itu menatapku ,dengan mulutnya yang berlumuran bumbu atau mungkin darah bertanya seolah menyindir. 
"Ssss...sebenarnya aku...aku vegetarian, tuan...". Lucas tersenyum ,dia melempar tatapan pada ayahnya. Apa dia pikir aku menyindir..tidak ini nyata, aku memang seorang penganut vegetarian. Aku benci memakan daging terutama setengah mentah. "Pelayan siapkan makanan khas vegetarian, pastikan ia benar-benar vegetarian". Lucas mencoba semakin memojokkanku. Itulah sifat yang tidak kusuka dari dia, tampan, kaya, sopan, namun angkuh dan menyebalkan. Dia terlalu kaya dan sempurna untuk gadis miskin tanpa orang tua seperti diriku.
Saatnya kami harus berangkat sekolah. Ya, disekolah baru, sebagai salah satu syarat aku juga harus bersekolah ditempat yang sama dengan Lucas. Sendirian tanpa sahabatku Ellen bukanlah yang mudah terlebih aku tidak boleh lagi berhubungan dengan orang luar,bahkan hp pun tak lagi kumiliki.
Bel pulang terasa terlalu cepat berdentang, aku mencoba tegar menuju ke tempat parkir mobil mewah milik keluarga Lucas. "Cobalah tidur dikamarku, aku jamin kau tidak akan mimpi buruk lagi". Lucas berteriak tanpa memikirkan prasangka orang di sekitar.  Yang benar saja dia pikir aku ini apa, kalau bukan terpaksa aku tidak akan berada dikeadaan buruk ini. 
Sesampai kami di rumah, kulihat ayah Lucas tengah bergegas pergi . Menenteng koper kecil, pakaian rapih, dengan wajah bersih tanpa noda darah dibibirnya. "Berburu lagi ,yah ? Ku harap kehadiran ibu kelak tak membawa ayah kembali". Lucas memeluk ayahnya, terlihat wajah munafiknya kembali berseri. Apa maksud perkataannya ? Sulit kupahami. 
Setelah mengganti pakaianku, aku menemani Lucas makan siang. Dia tidak banyak bicara, aku bersyukur atas sikapnya . Lucu pria tampan nan angkuh seperti dia bisa juga bersedih karena ditinggal ayahnya. Waktu berlalu, aku terdiam di balkon kamarku, menatap jauh langit yang mulai gelap tanda sore berganti malam. 
Ini sulit , aku harus kembali berharap tidak mimpi buruk. Tiba-tiba kudengar teriakan seorang gadis didepan pintu kamarku. "Jangan biarkan dia melihat Clara,apalagi menyentuhnya." itu suara samar dari Lucas. Aku takut bercampur penasaran, perlahan kubuka pintu kamar. Ya tuhan siapa dia, ada sosok gadis berambut panjang, wajahnya pucat penuh dendam, tatapan matanya mendalam . Dia meronta, dia mulai terlepas dari kekangan para pelayan, bahkan tubuh kekar Lucas mampu ia lewati. Ia mendekatiku, ia menyeretku ke tembok kamar. “ Kau tidak akan bertahan lama, seperti yang lain kau tidak akan lolos. Keluar pucat atau kau mati tanpa sisa”. Setelah mengumpatku dengan kata-kata buruk ia berlari pergi .Gadis telah itu menghentikan detak jantungku seketika, kata-kata itu terlalu jahat untuk ku mengerti. Tubuhku lemas, pandanganku mulai memudar.
             “Tiidakkk”…aku terbangun dari tidurku ?. Apa ? Aku tertidur, tapi aku rasa tubuhku masih terlalu lelah setelah beristirahat. Jika ia aku tertidur mengapa mimpi itu terasa begitu nyata. Tapi jika itu bukan mimpi mengapa kudapati tubuhku terbaring dikasur, seolah aku terbangun dari mimpi buruk.
            “Mimpi buruk lagi ? Jangan terlalu dipikirkan. Bergegaslah hari ini kita libur sekolah..”. Lucas lagi-lagi,mengganggu konsentrasiku tentang mimpi tadi. “Libur sekolah ? memangnya hari ini tanggal merah? kurasa tidak ?”
            Dia pergi tanpa menjawab rasa penasaranku. “Tidak nona, hari ini adalah hari upacara peringatan meninggalnya ibunda tuan Lucas. Sebagai salah satu dari anggota keluarga nona harus ikut”. Kembali pelayan itu menyesalkan sikapku. Aku bukan salah satu dari mereka, bukan kerabat ,aku hanyalah gadis yang tersesat terjebak antara hal nyata dengan fantasi alam mimpi.
            Hari ini aku harus mencari jawabannya, jika aku masih akan terbangun dan mendapati pengalaman burukku sebagai sebuah mimpi itu artinya aku masih beruntung



          

Posting Komentar

 
Top
Singing Hatsune Miku