GuidePedia

0
Terduga dan Pasti
Karya : Anisa Razmi

----------------------------------------------------------------------------
"Clara tunggu ih...". " Makannya cepet jalannya dong..." Hari itu seperti biasa aku dan Kania pulang sekolah bersama. Aku dan dia sudah berteman semenjak kami berusia 2 hari dalam kandungan, hehe kata mamah itu juga. Maklumlah dia kan tetangga aku, hampir tiap hari kami bertemu. Nggak bosen karena dia satu-satunya tetangga aku yang seumuran sama aku, dan satu sekolah sekalipun kami beda jurusan. Cukuplah ceritain tuh anak lemot. Kita mulai ke inti ceritanya aja yuks.. :)
"Kamu udah tau soal perjodohan kamu sama anak kolega ayahmu kan, Ra ?". " Tau, tapi nggak tau..hehe,," "Ih..." Si lemot cemberut. "Memang bener sih aku bakalan dijodohin sama anak dari temen papah, tapi aku nggak ambil pusing soal itu, masa ia aku harus dijodohin nggak banget gituh. Tapi kalo tuh cowok cool, ganteng , disiplin, bersih sih ok ok aja. Semoga dia jadi cinta pertama dan terakhir bagiku." (Ngarep).
Sesampainya aku di depan gerbang rumah , aku baru sadar kalo si lemot nggak ada. Ya ampun aku ngelamun atau emang nggak peduli sama tuh anak. Kemana yah, tengok kanan , tengok kiri tetep nggak ada. Apa dia masuk ke pintu kemana saja sampe bisa ngilang gitu aja. Terserahlah .
Keesokan harinya....
Hmmm.. hari ini aku akan berangkat sendiri mungkin, syukurlah aku tidak harus berjalan seperti siput kali ini. " Ra, tungguin.." Nah tuh si lemot, aku masih sial ternyata. " Eh kemarin kamu kemana, tiba-tiba ngilang". Dia tidak menjawab, tapi aku bisa melihat pipinya yang tembem memerah. "Hmmmm.., jatuh cinta ya ..". Aku mengejek sahabatku itu. "Nggak tau deh...hehe". Dia mencoba berlari menghindari susulan pertanyaan dariku.
Setibanya di sekolah aku langsung ke kelas tanpa menghiraukan Kania yang berharap aku kepo soal pembicaraan tadi. "Gue denger ada peserta didik baru loh, kelas XII Multimedia, loe udah tau belom ?". Kudengar miss centil mulai menggosip bersama dengan para asisten kecentilannya. Aku memang tipe gadis yang apatis ,(kudetlah). Males soalnya paling-paling masalah cowo lagi. Berisik, aku nggak ngerti.
Bel tanda masuk berbunyi. Selama pelajaran berlangsung aku tidak bisa konsentrasi karena miss centil terus-terusan berbisik dan mengobrol. Inginnya aku suapin dia pake mouse dan mengikatnya dengan kabel chargeran laptopku. 
Setelah kepalaku pusing menahan rasa kesal bel istirahat berbunyi. Alhamdulillah. Aku segera keluar kelas menghindari miss centil dkk. Dan yang ku dapatkan adalah miss Lemot. Ya tak apalah. (Terpaksa). "Aku baru tahu cowo ganteng itu ternyata peserta didik baru di sekolah kita Ra." Nada ceria bercampur bunga cinta diracik dengan perasaan bahagia terdengar sumbang bagiku. "Oh...." jawabku singkat padat dan sangat menyakitkan. "Kalo kamu ketemu dia, pasti kamu bakalan jatuh cinta". Meyakinkan. "Hmmm... iya". Aku tidak memperdulikan antusiasme dari Kania.Yang aku tau sekalipun nanti aku jatuh cinta pada cowo itu, bukankah Kania juga sama ? Ribet deh kalo udah gitu. 
Hari ini kebetulan aku ada ekskul web design, Kania pulang duluan.
Tiba-tiba....Celekeduk...suara something terjatuh.. "Ehm...sorry ,Ra ini bener ruangan ekskul web desain...?". Suara siapa itu merdu kaya suara kodok di pematang sawah, eh.. Aku refleks menengok ternyata dia sedang memandang padaku sambil menahan laptop, dan tas yang hampir jatuh, dia tahu namaku. "Yapz ini ruangan web desain, butuh bantuan ? Hmmmm.. kurasa tidak." Tanpa menjawab dia langsung duduk disampingku. "Kenalin namaku Lucas Febrian, kita satu jurusan beda ruangan yah ?". Aku malas menjawab aku yakin dia sudah mengenalku. Aku cuek dan pura-pura sibuk dengan laptopku.
Tak lama Bu Christine datang ia langsung memusingkanku dengan pelajaran tak terduga. Dua jam berlalu, ekskul berakhir. Gemerincik hujan membuatku ragu untuk pulang. Aku hanya bisa menatap rintik hujan di depan kelas." Ada yang jemput ,Ra ? Hujannya lumayan deras tuh". Pria bernama Lucas berbicara."So...?". Jawabku tak bersemangat. "So, so good, so nice, so wonderful...kalo kamu basah, gara-gara hujan-hujanan sama aku." Dia tersenyum, sambil menatapku dalam.
"Aku tahu kamu anak dari paman Kim, kamu calon pria yang akan dijodohkan dengan aku kan ? Apa kamu tidak merasa aneh saat bersamaku ? Kita belum kenal, aku tidak mau dijodohkan denganmu. Orang asing". Aku meluncurkan tatapan tajam setajam silet berkarat. "Maka dari itu aku ingin mengenalmu lebih jauh, kalo dari luar kamu cantik, pintar, sempurna, tapi aku ingin melihat mu lebih dari orang disekitarmu. Aku tidak langsung menolak atau menerima keinginan ayah. Perjodohan itu bukan hal yang dapat dipaksakan. Aku tidak butuh harapan aku hanya igin kepastian. Jangan menolak hal yang kau anggap sulit tapi hadapi lalu katakan bahwa kamu hidup untuk tantangan". Dia mulai meyakinkanku. Aku terdiam, aku tidak mampu berkata-kata. "Ayo pulang bersamaku, aku ingin bertemu lagi dengan temanmu itu. Dari tatapannya dia menyukaiku, Apa yang akan terjadi jika kita terjebak cinta bujur sangkar ?".
:/ Apa maksudnya, tanpa kusadari aku melangkah bersamanya tanpa menghiraukan tetesan hujan yang mulai membasahi. Satu hal yang aku tahu di depan ada jalan yang cukup curam antara cinta dan persahabatan, antara gengsi dan rasa ingin memiliki, antara saham dan perasaan. Aku hanya ingin diantara dia dan Kania tidak ada yang terluka karena tindakanku kelak.

******to be continue*******

Posting Komentar

 
Top
Singing Hatsune Miku