GuidePedia

0
Bullying Akan Menyeretmu Ke Neraka !

Karya : Anisa Razmi

Di setiap koridor sekolah terdengar suara jeritan dan rintihan. Aku terpaku pada salah satu sudut ruangan dekat pintu menuju ke lapangan basket. Benar kulihat tubuh seorang gadis tergantung diantara sudut ruangan. Tubuhnya berlumuran darah, matanya menunjukkan kesakitan yang penuh amarah. Aku terdiam. Seketika .."Aaaaaaahhh....". Suara melengking Bu Ros memecah ketakutan. "Apa yang terjadi Clara ?, bagaimana bisa Risa ...Risa....". Tak lama tubuhnya terkulai lemas dan jatuh pinsan. Aku tak bergeming, biarkan saja. Aku berlalu menuju ke ruang praktek jurusan Tataboga. Ya.. itu Christine dia sedang menatap ke arah jendela. Tak sadar ia tengah mengiris jemari cantiknya dengan pisau pemotong buah. Aku tersenyum, pikirku akan jauh lebih baik jika mereka merasakan sakit seperti yang dirasakan sahabatku Naura.
Bukan tanpa alasan ia mengajakku keluar kelas di jam pelajaran Matematika. Seingatku dia meninggal tiga hari yang lalu, kejadiaanya tak terduga. Saat aku sedang berjalan pulang dari sekolah. Entah mengapa Naura tidak sekolah. Ingin sekali rasanya aku melihat kearah halaman rumah Naura. Terbelalak mataku saat kulihat tubuh mungil Naura tergantung tak berdaya di depan rumahnya, tepat di bawah pot bunga gantung yang sangat ia sukai. Nafasku, suaraku semuanya sesak. Aku sudah berteriak namun hanya air mata yang keluar dan membasahi pipiku. Aku segera berlari menghampiri. "Naura...Nura...Nura...!". Tubuhnya sudah terbujur kaku, tali yang ia gunakan untuk menjerat lehernya begitu kuat. Aku mencoba berjalan menuju pintu rumahnya. Ku ketuk semampuku. Lalu keluarlah ibu Naura, sepertinya ia baru bangun tidur. Tubuhnya gemetar, tangisannya membuatku semakin sulit menerima keadaan. Tiba-tiba aku jatuh pinsan.
Saat aku tersadar, tubuh Naura sudah di kafani. Banyak orang yang melayat termasuk empat gadis yang pastinya ada hubungan dengan bunuh diri Naura. Tak lama aku di rumah Naura, aku mengurung diri di kamar sambil memeluk photo Naura. Tiba-tiba terdengar suara Naura memanggilku dari arah kamar mandi. " Clara...Clara... Kemarilah, aku kedinginan.. Tolong aku". Apa ! Naura ?!. Tanpa pikir panjang aku bergegas menuju ke sumber suara. Kulihat Naura tengah duduk di bawah shower tubuhnya gemetar kedinginan. Aku ingin menghampirinya namun, ia melarangku. "Jangan ! Aku tidak ingin kamu terlibat, mulai besok kamu akan menyaksikan sebuah pertunjukkan yang mendebarkan. Jangan memberitahu siapapun, jangan menghalangiku, jangan mengganggu rencanaku. Aku akan membalas dendam kesakitanku. Aku akan menyeret empat gadis itu ke neraka bersamaku. Clara aku sayang padamu, aku ingin kau tahu bahwa aku akan melindungimu asal kau membantuku. Setelah kematian keempat gadis itu, pergilah ke atap sekolah tataplah ruangan kelas kita dari sana. Jangan bertanya,, aku sayang padamu." Saat aku tertegun ia menghilang. Tubuhku tersa begitu lelah sampai aku tertidur ,esok hari pun tiba.
Sekarang aku benar-benar menyaksikan kejadian luar biasa yang diinginkan Naura. Aaaahh.. aku bosan melihat keputusasaan Christine. Kini giliran Ruma dan Hyeri. Aku berjalan menuju ruang ganti. Kulihat Ruma tengah fokus menatap cermin sambil menggoreskan serpihan kaca ke wajah mulusnya. Darah yang mengalir membuatku merasa puas. Aku jahat ? Aku kejam ? Tidak ! Mereka jauh lebih kejam dari yang kamu bayangkan. Tak lama aku berjalan ke kamar mandi terdengar suara yang membuatku penasaran. Ya... Hyeri tengah membentur-benturkan kepalanya ke tembok. Lumuran darah sudah membasahi setengah tubuhnya. Tunggu, ada Naura disana ia sedang menatap ke arahku sambil menujuk ke atas. Aku berlari menuju atap sekolah. Setiap anak tangga yang kulalui tersa begitu tinggi. Sesampainya di atap, kulihat Naura tengah di buli keempat gadis yang tadi kulalui. Ini pasti kejadian tiga hari yang lalu. Tubuhku gemetar penuh amarah ketika aku menyaksikan mereka melecehkan Naura. Ingin rasanya aku berteriak dan melompat kesana, tapi kakiku berat melangkah. Tak lama kulihat Naura diseret oleh Hyeri, rambutnya di jambak kemudian kepalanya di benturkan ke tembok. Christine merobek-robek tubuh Naura, lalu mereka melempar tubuh tak berdayanya ke lapangan.
Tunggu ..lalu apa yang kulihat kemarin, siapa yang tergantung di halaman depan rumah Naura ? Siapa yang menelponku dan bilang bahwa ia malas sekolah. Siapa yang bilang sayang padaku. Aku terjatuh, kucoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi.
Kurasa ada seseorang yang memelukku, Naura.. apa yang terjadi ? Aku bingung..?." Clara aku ada di sampingmu sekarang, kau ingat gadis yang gantung diri di halaman rumahku ? Itu kamu sayang. Lucaslah yang menangis dan membangunkan ibuku. Sekarang ia disana". Aku mengikuti arah telunjuk Naura, dia menunjuk ke arah Lucas (tunanganku) yang tengah berdiri di batas atap sekolah. Tak lama ia menjatuhkan diri. "Tidaaakkk". Tubuhnya mendarat tepat di garis pinggir lapangan. Kepalanya pecah, darah membanjiri lapangan. Aku terdiam, jemariku terasa hangat. Ternyata Lucas tengah menggenggam jemariku. Kami menjadi korban kejahatan bullying. Hanya karena kepopuleran Lucas dan keistimewaan aku serta kecantikan Naura yang menjadi alasan. Persaingan menjadi penyebab utama kematian tujuh remaja SMK Purna Bhakti Kencana, termasuk aku.

Posting Komentar

 
Top
Singing Hatsune Miku